Friday, January 31, 2014

Anak IQ Tertinggi di Dunia


Anak IQ tertinggi di dunia dengan IQ 160 ternyata umur 4 th. Gadis kecil berusia 4 tahun dengan IQ paling tinggi di dunia, Heidi Hankins, asal Hampshire, Inggris dinyatakan masuk dalam Mensa (Organisasi dengan orang-orang IQ tertinggi di dunia). IQ-nya hanya satu poin saja di bawah Albert Einstein dan Stephen Hawking. Dia belajar membaca sendiri dan sudah bisa berhitung angka sampai 40 saat usianya masih 2 tahun.

Anak IQ Tertinggi di Dunia



Anak IQ Tertinggi di Dunia  gambar anak terpintar di dunia"Orang tua Heidi sudah mengidentifikasi dengan baik ketika dia menunjukkan potensinya," kata CEO Mensa Inggris, John Stevenage. Berdasarkan Mensa, rata-rata IQ seusianya mempunyai skor IQ 100.

Tahun 2009 lalu, Oscar Wrigley yang pada saat itu berusia 2,5 tahun, dinobatkan menjadi bocah termuda yang pernah bergabung dalam Mensa dengan IQ 160. "Kami akan memberikan arahan yang positif bagi anggota Mensa yang masih muda untuk berkembang," lanjut Stevenage.

Menurut Mensa, tanda-tanda anak kecil berbakat, mereka mempunyai ingatan yang tidak biasa dari anak kecil pada umumnya. Mereka dapat membaca di usia yang masih dini, tidak bertoleransi dengan anak seusianya, dan menaruh perhatian pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia. Anak-anak dengan bakat atau kelebihan khusus akan selalu banyak bertanya setiap waktu.

Inilah anak anak calon ilmuwan di masa depan, semoga tidak terkontaminasi dengan ilmu yang berbau kejahatan.

.

Friday, January 3, 2014

jangan takut untuk berpikir berimajinasi gila

Tahun 2003, saat Apple dirumorkan tengah mengembangkan telepon seluler, sejumlah orang memandang tak percaya. Ada banyak argumen yang diajukan perihal mengapa Apple tidak akan pernah masuk bisnis ponsel. Sekarang, Anda tahu sendiri betapa mengguritanya iPhone.

Tak ada satupun ide, konsep atau produk  yang kebal dari keraguan, kritik, dan celaan. Ide bukanlah benda di ruang hampa. Ia akan tumbuh, mekar, jadi kuat atau malah mati (mati muda atau mati tua) dengan kritik dari kanan kiri. 

Ketika Jeff Bezos dari Amazon menyajikan konsep delivery drones, segera saja dunia menyambutnya dengan berbagai macam reaksi. Ada yang terkagum-kagum, ada yang skeptis dan yang tak kalah banyak adalah mereka yang mencela ide itu.

Delivery drones alias helikopter kecil yang dimanfaatkan untuk mengantarkan barang dalam waktu 30 menit setelah dipesan, sebagaimana janji Bezos, memang revolusioner. Ide bahwa konsumen tak perlu menunggu berhari-hari untuk menerima pesanan yang ia beli di internet (seperti praktik saat ini) mungkin bukan ide yang baru, tapi Bezos sudah selangkah di depan dengan tawarannya.

Kebanyakan pihak yang skeptis dan mencibir ide Bezos bersandar pada fakta bahwa belum ada aturan perihal penerbangan drones itu di udara terbuka. Di Amerika saja belum ada legislasinya, apa kabar dengan negara-negara lain? Janji Bezos bahwa delivery drones bakal hadir tahun 2015 banyak diragukan karena di Amerika saja peraturan hukum perihal ini kemungkinan belum akan lahir hingga 2020.

Pertanyaan berikutnya adalah soal keamanan. Bagaimana jika langit disesaki drones Amazon, apakah tidak akan membahayakan gedung tinggi, jembatan, penerbangan, kelistrikan, sinyal seluler, dan sebagainya? Harus diakui, pertanyaan semacam ini adalah pekerjaan rumah yang harus dijawab oleh Amazon.


Beberapa bulan lalu, Elon Musk juga pernah melontarkan ide tentang transportasi massal berkecepatan tinggi yang dinamai Hyperloop. Musk punya ide untuk membuat kendaraan yang bisa berjalan hingga 1220 km per jam dalam saluran tabung udara tertutup.

Saat itu, ide Musk juga ditanggapi beragam. Pro-kontra, kernyitan dahi tanda ketidakyakinan hingga sebutan ide gila--mirip lah dengan reaksi yang diterima Bezos dengan delivery drones-nya.

Tapi apakah serangkaian keraguan dan pertanyaan tersebut harus menghentikan lahirnya ide dan inovasi yang mempermudah hidup manusia? 

Sejak manusia ada, ide dan inovasi adalah bahan bakar dari peradaban. Kadang ia melaju cepat seperti setelah Newton mengungkapkan teori mekanika, kadang ia berjalan lambat seperti usaha manusia menemukan "partikel Tuhan." 

Tapi apapun itu, ide dan inovasi harus terus lahir (dan menerima fitrahnya untuk diuji kesahihannya). Saya percaya bahwa tak ada ide yang terlalu gila untuk diwujudkan.
by : @salamsupersudrun